Fresh Factory Pelopor Jasa Cold Storage dan Fulfillment bagi UMKM

peluangusahaku.id – Pesatnya perkembangan bisnis online menjadi peluang bagi startup Fresh Factory yang bergerak di bisnis online food & groceries dengan layanan cold storage (manajemen penyimpanan makanan dan bahan makanan beku), serta layanan fulfillment (pemilihan produk, pengemasan produk, hingga pengiriman produk ke pelanggan via kurir).

Fresh Factory yang didirikan Larry Ridwan ini menjadi pionir jasa cold storage dan fulfillment yang berdiri di tahun 2020. Di awal berdirinya, Fresh Factory mendapat respon positif dari para pelaku usaha dan berkembang cukup pesat. Dari awalnya baru memiliki 1 cold storage, 1 tahun kemudian memiliki 10 lokasi cold storage di Jabodetabek, lalu 5 gudang frozen cabang di  Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo dan Surabaya.

Larry mengatakan UMKM makanan beku sangat terbantu dengan adanya 15 lokasi cold storage dan gudang frozen Fresh Factory di kota-kota besar itu.  “Selain menawarkan kepraktisan, Fresh Factory juga membantu UMKM makanan dan bahan makanan beku memperluas pasar. Misalnya, ada UMKM daging beku yang bertahun-tahun merajai pasar Jawa Barat tapi susah memperluas pasar ke kota lain karena butuh berbagai infrastruktur,” katanya.

Dengan adanya cold storage Fresh Factory, kalangan perusahaan termasuk UMKM sebagai produsen makanan atau bahan makanan beku tak perlu repot karena cukup menyimpan stok produknya di cold storage Fresh Factory. Produk itu dipasarkan UMKM secara online antara lain melalui e-commerce, dan ketika ada pembeli yang memesan maka Fresh Factory akan mendapatkan notifikasi untuk pengemasan dan pengiriman, serta berkoordinasi dengan kurir yang akan mengirim produk ke pelanggan.

“Fresh Factory menawarkan kepraktisan bagi pelaku usaha termasuk UMKM. Mereka cukup menaruh stok produk di cold storage kami, sisanya kami yang kerjakan mulai dari manajemen penyimpanan, pengemasan, hingga produk dikirim ke pelanggan,” ungkap Larry.

Bahkan saat ini banyak UMKM yang telah menjadi tenant Fresh Factory dan memiliki jangkauan market di Jakarta. “UMKM itu hanya  stok daging di cold storage kami di Jakarta, sisanya kami yang kerjakan sampai pengiriman ke pelanggan. Melalui cold storage Fresh Factory, setiap produk UMKM makanan dan bahan makanan beku itu dapat diantarkan 15 menit ke rumah pelanggan, masih dalam keadaan beku,” tambah Larry.

Salah satunya UMKM makanan khas Bali atau Surabaya memanfaatkan Fresh Factory untuk memasarkan produknya ke Jakarta untuk mengobati kangen pelanggan yang membatasi bepergian karena pandemi ini.

Saat ini terdapat sekitar 100 perusahaan termasuk UMKM yang menjadi tenant di Fresh Factory, dengan total transaksi penjualan produk tenant Fresh Factory yang dikirim ke pelanggan pada tahun 2020 mencapai sekitar US$ 1,8 juta atau Rp 26 miliar.  “Kami berharap Fresh Factory dapat mendukung pengembangan UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia,” ujar Larry.

Teknologi menjadi sebuah keharusan bagi startup Fresh Factory dalam menjalankan bisnis dengan mengembangkan suatu platform yang digunakan para tenant dan secara internal.  Menurut Larry teknologi yang memegang peranan penting adalah geo tagging dan geo location untuk penyimpanan produk dan kesiapan pengiriman ke pelanggan, lalu Expiration Date Recording untuk memastikan penerapan First Expired First Out (FEFO) agar produk kedaluwarsa dipastikan tidak dikirim ke konsumen. “Kami juga memiliki teknologi artificial intelligence guna melakukan simulasi penyimpanan di cold storage dan freezer, sehingga penyimpanan barang bisa dilakukan dengan sangat efisien,” tambahnya.