Moja Coffee Tawarkan Ragam Kopi Pupuan Bali dengan Kualitas Terbaik

Peluangusahaku.id – Perjalanan hidup membawanya ke dunia kopi, itulah Putu Furina Dewi. Rina, begitu ia disapa pernah bekerja dan tinggal selama 12 tahun di Kroasia. “Saya pernah bekerja sebagai staf lokal KBRI di Zagreb, Kroasia,” ujar Rina membuka pembicaraan siang itu.

Kopi siap minum, item best seller dari Moja Coffee

Setelah kembali ke Indonesia di tahun 2018, Rina memutuskan berlibur ke kampung halaman di Pupuan-Tabanan, Bali. “Saya mengunjungi keluarga besar yang sudah cukup lama tidak bertemu. Ternyata, dalam kunjungan tersebut, 2 orang sepupu saya sudah memiliki perkebunan kopi dan meminta saya untuk membantu penjualan kopi asal Pupuan tersebut,” kisah Rina yang menyelesaikan studi S1 Komunikasi Massa FISIP UI.

Setelah kembali ke Jakarta, suatu hari mengantarkan adik mendaftar sebagai UMKM binaan Jakpreneur Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. “Tanpa diduga, saat saya berbincang-bincang mengenai kopi dengan salah seorang pendamping Jakpreneur, beliau akhirnya mendaftarkan saya sebagai UMKM binaan mereka dengan usaha kopi dari kampung halaman saya, Pupuan,” jelasnya.

Kopi Arabica dari Moja Coffee

Akhirnya, pada penghujung akhir tahun 2019, setelah mengikuti beberapa pelatihan, Rina berhasil mendapatkan IUMK dengan nama usaha “Moja Coffee” yang dalam bahasa Kroasia, kata Moja dapat diartikan sebagai Saya, sehingga Moja Coffee secara keseluruhan dapat diartikan sebagai Kopi Saya.

“Saya memilih usaha ini sebenarnya lebih kepada kecintaan kepada kampung halaman dan keinginan untuk memperkenalkan Pupuan sebagai daerah penghasil kopi yang kualitasnya tidak kalah dengan kopi Kintamani yang juga dari Bali,” ujar Rina menceritakan alasan menekuni usaha ini.

Saat memulai usaha Februari 2020, modalnya sebesar Rp 50 juta. Rina menargetkan sebelum 2 tahun sudah balik modal.

Moja Coffee memiliki produk kopi kemasan biji dan bubuk dengan varian Luwak, Arabica dan Robusta serta kopi siap minum. Untuk kopi kemasan ukuran 250 gram Rp 55 ribu dan 100 gram untuk kopi Luwak dimulai dari harga Rp 115 ribu. Sementara kopi siap minum ukuran 250 ml harganya Rp 15 ribu. “Produk unggulan Moja Coffee: Kopi Robusta (kemasan) dan Kopi Susu Gula Aren (siap minum),” jelasnya.

Sebagai industri rumahan, saat ini lokasi usaha Moja Coffe di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. “Saya juga menjual di market place seperti Shopee dan Tokopedia,” katanya.

Lalu apa keistimewaan kopi ala Moja Coffe? “Kopi kemasan saya berasal dari biji kopi lokal yang ditanam di kebun kopi keluarga di daerah kaki gunung Batu Karu, Pupuan-Bali dengan ketinggian 600-1200 di atas permukaan air laut. Biji kopi asal Pupuan ini memiliki rasa khas kecoklatan karena pohon kopi ditanam berdekatan dengan pohon coklat. Sehingga rasanya lebih nikmat dibandingkan dengan  kopi dari daerah lainnya. Khusus untuk biji kopi Robusta Pupuan sudah mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis dari Pemda setempat pada tahun 2017 yang menandakan bahwa kualitas kopi Pupuan sudah diakui oleh Pemerintah sebagai produk unggulan,” tukasnya. “Selain itu, produk kopi saya sudah memiliki izin edar PIRT dan halal, “ sambungnya.

Di era digitalisasi saat ini, peran promosi testimonial dalam bentuk video maupun foto sangat efektif ditambah dengan menampilkan foto produk yang menarik melalui media sosial seperti Instagram, Facebook maupun WhatApp. “Tidak lupa juga small merchandise/gifts seperti pin, masker dan shopping bag dengan logo merek usaha kita, yang bisa kita manfaatkan sebagai indirect walking advertisement kita,” terang Rina yang sempat kuliah D3 Sastra Jepang FIB UI.

Dalam menekuni usaha ini, ada beberapa kendala yang dirasakan Rina. “Pertama, usaha saya secara teknis berjalan di saat pandemi sedang ramai-ramainya yaitu sekitar bulan Februari dan Maret tahun 2020. Kedua, saya selaku pemilik usaha sama sekali tidak memiliki background apapun di bidang usaha dan juga 20 tahun pengalaman kerja di bidang perkantoran. Pada awal memulai usaha, saya sempat mengalami kebingungan, tidak percaya diri tetapi untungnya melalui bimbingan yang saya dapatkan dari Jakpreneur Kecamatan Makasar, alhamdulillah from zero knowledge sampai akhirnya pada awal Oktober lalu Moja Coffee berhasil terpilih menjadi salah satu dari TOP 30 UMKM terbaik setelah menyisihkan kurang lebih 600 UMKM peserta program Jakpreneur Champion Bootcamp beberapa waktu lalu,” ucapnya bangga.

Rina mengakui bahwa kopi, bukanlah kebutuhan utama masyarakat. Apalagi di masa pandemi masyarakat lebih mengutamakan kebutuhan pangan dan kesehatannya. Sehingga produk-produk di luar kebutuhan primer sangat mengalami penurunan dalam penjualan. Walaupun begitu, Rina bersyukur omset usahanya mencapai Rp 10 juta per bulan dengan untung bersih sebesar 50%.

Meski sebagai pemula dalam berbisnis, pencapaian Moja Coffe sangat disyukurinya. “Alhamdulillah beberapa waktu lalu produk Robusta Moja Coffee berhasil diikut sertakan dalam Frankfurt Fair tahun ini melalui KJRI di sana dan Cairo Internasional Fair 2021,” ungkapnya tersenyum.

Rina berkisah, dulu saat masih bekerja, kalau acara pameran di KBRI selalu mempromosikan produk kopi dari daerah lain. “Waktu itu belum tau bahwa kampung sendiri daerah penghasil kopi. Sampai nazaar dan ngebatin, one day mau promosiin kopi Pupuan, eh pulang ke Indonesia dan pulang kampung ketemu sepupu-sepupu yang minta bantuan dan mungkin doa mereka yang akhirnya Moja Coffee selalu dikasih jalan terus sama Allah S.W.T. Semoga one day impian saya bisa terwujud, yang penting selalu niat baik, berbuat baik, alhamdulillah selalu diberikan kemudahan,” ceritanya.

Rina pun berharap agar pandemi ini segera berakhir sehingga geliat usaha para UMKM dan produk lokal Indonesia bisa bangkit kembali seperti semula. “Harapan lainnya adalah agar mimpi saya untuk memperkenalkan Pupuan sebagai daerah penghasil kopi di Bali di dalam negeri dan luar negeri bisa tercapai sehingga pemberdayaan masyarakat khususnya para petani kopi lokal dapat terwujud. Terakhir, pesan saya untuk para pembaca di luar sana, jangan pernah berhenti bermimpi, selalu berbuat kebaikan dalam segala hal termasuk dalam dunia usaha dan jangan pernah berhenti berusaha karena apapun latar belakang kita kalau kita terus berjuang dengan niat yang baik, Insya Allah selalu diberikan jalannya karena tiada hasil yang mengkhianati usaha,” pungkasnya.

Putu Furina Dewi, Owner Moja Coffee