peluangusahaku.id- Tahun 2019, Wiriyanti Muchtar memulai usaha. Ia memilih berjualan durian kupas. Alasannya karena efisien, tidak gampang basi, penyimpanan mudah, dan tahan lama.
Saat memulai usaha, modal awal sebesar Rp 2 juta. “Waktu itu hanya stock 20 box, freezer juga punya yang ukuran kecil. Hanya satu bulan sudah balik modal,” kata wanita asal Cirebon ini.

Hadir dengan brand Boss Durian Jakarta, produk yang dijual adalah durian kupas lokal dari berbagai daerah. Mulai dari Sumatera, Sulawesi dan beberapa daerah lain yang menghasilkan buah durian dengan kualitas terbaik. Selain durian kupas, tersedia juga olahan durian seperti pancake, jus dan jajanan yang berbahan dasar durian. Untuk harganya, variatif dari Rp 10 ribu hingga Rp 200 ribu per item.
Lalu apa keistimewaannya? “Produk kami dikemas simple, karena biasanya makan durian repot harus kupas kulitnya, belum lagi kita nggak tahu di dalamnya bagus atau zonk. Kalau produk kami ini sudah di kupas dan keliatan isinya bagus, serta kita ada garansi jika produk yang diterima rusak atau hambar bisa ditukar dengan produk yang baru,” ucap wanita yang biasa disapa Yanti ini.
Agar usahanya makin dikenal, media sosial menjadi pilihan Yanti berpomosi. “Facebook, Instagram dan Tiktok. Agar produk selalu eksis dan cepat dikenal oleh konsumen kita harus rajin dan konsisten posting dengan konten menarik di jam yang tepat. Saya juga share di WhatsApp story, sangat besar peluangnya untuk memasarkan produk,” ungkapnya.
Untuk menikmati durian dan aneka olahannya, Anda bisa mendatangi lokasi Boss Durian Jakarta di di Kemayoran, Jakarta Pusat. “Saat ini kami memiliki 5 gerai dan rencananya akan membuka 10 gerai lagi, masih di Jabodetabek,” tukasnya.
Dalam menekuni usaha, tidak selamanya berjalan mulus. “Karena ini produk frozen jadi tidak mudah untuk menerima pesanan luar kota jika dalam jumlah kecil, maka dari itu jangkauan termudah hanya sekitar Jabodetabek untuk pembelian eceran, kalau pembelian grosir bisa seluruh Indonesia,” katanya.
Saat pandemi Maret 2020, penjualan mengalami penurunan. Namun memasuki tahun 2021, penjualan stabil bahkan cenderung meningkat. Kini omset untuk restoran utama sekitar Rp 30 juta – Rp 100 juta. Sedangkan untuk cabang berkisar Rp 5 juta – Rp 10 juta. “Untung bersih sekitar Rp 15 juta – Rp 30 juta perbulan,” urainya.
Harapan Yanti, semoga usaha bisa bermanfaat, berkah dan go internasional. “Saya juga berharap bisa membuka cabang di daerah supaya mereka bisa ikut merasakan produk kami,” tutupnya.
