peluangusahaku.id – Kebutuhan jasa pangkas rambut yang semakin meningkat, menjadikan banyak pelaku usaha tertarik untuk menyisir laba yang menjanjikan dari usaha ini. Hal ini pula yang menarik Wukir Mulyo Edi untuk menjalankan usaha barber shop. “Usahabarber shop bisa dibilang sebagai salah satu bisnis yang tidak ada matinya, karena hampir setiap pria rata-rata butuh waktu 1-3 bulan sekali pasti akan memotong rambut atau merapikan rambut di tukang pangkas rambut,” ungkapnya.
Mengawali usaha dengan menjadi Mitra salah satu barber shop kenamaan, namun berakhir ditengah jalan, pria yang akrab disapa Edi memutuskan untuk membuka sendiri usaha pangkas rambut dengan nama Tig’u Family Barbershop di Komplek Perumahan Villa Mas Garden Kota Bekasi. “Berbekal pengalaman yang saya dapat serta kemampuan saya dalam mengelola usaha ini menjadi alasan saya menjalani usaha ini,” jelas Edi.
Perlahan namun pasti usaha yang bermodal awal puluhan juta rupiah ini semakin bertambah peminatnya bahkan lebih banyak dari sebelumnya. “Pelanggan kita kebanyakan para pria yang membutuhkan tempat untuk pangkas rambut yang nyaman,”. tuturnya. Tak cuma di konsumen, Edi mengakui permintaan juga datang dari mereka yang ingin menjalin kerja sama dengannya.
Untuk memuluskan permintaan kemitraan yang datang Edi mengaku telah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan seperti SOP (Standard Operating Procedure) serta legalitas usaha dengan mendaftarkan brand Tig’u Family Barbershop ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Sejak diwaralabakan di tahun 2012, Tig’u Family Babershop kini telah memiliki 15 gerai milik Terwaralaba. “Semua gerai Tig’u Family Barbershop masih aktif, saat ini kami sedang merencanakan pengembangan ke daerah-daerah di seluruh Indonesia,” harapnya.
Cukur Murah. Dilihat dari jasa potong yang diberikan Tig’u Family Barbershop tidak jauh berbeda dari barber shop atau tempat cukur rambut kebanyakan. Seperti pada model atau style rambut yang ditawarkan hampir sama dengan style rambut di tempat lain. Namun kerapian hasil cukur milik Tig’u Family Barbershop lebih baik dan dapat menyesuaikan dengan keinginan konsumen. “Paling tidak ada sekitar 32 style yang bisa dilihat dari poster yang terpasang di dinding. Namun jika konsumen ingin berbeda tetap kita layani dan dari puluhan style yang ada, Angga mengaku ada dua style rambut yang menjadi idola yaitu Rockabilly dan Undercut,” ungkapnya.
Selain kerapihan dalam mencukur dan menyesuaikan keinginan konsumen, perbedaan lain yang cukup dapat dilihat pada ruang cukurnya. Jika kebanyakan tempat cukur tidak rapi dan kotor, serta mengesampingkan desain serta interior ruangan maka beda halnya dengan Tig’u Family Barbershop. Rasanyaman langsung terasa saat memasuki Tig’u Family Baber Shop. Kesejukan pendingin ruangan yang begitu terasa menyambut konsumen yang datang. Selain itu, adanya LCD TV setidaknya dapat mengusir rasa bosan konsumen menunggu giliran.
Harga memotong rambut di Tig’u Family Barbershop sama seperti tempat cukur lain, yaitu sekitar Rp 13 ribu untuk anak-anak dan Rp 15 ribu untuk dewasa. “Konsepnya membuat baber shop pria yang nyaman dan profesional dengan berbagai fasilitas pendukung namun dengan harga tempat cukur kaki lima,” jelasnya.
Kerja Sama. Melihat permintaan dan peluang usaha barber shop sangat besar, di tahun yang sama Tig’u Family Barbershop mencoba menawarkan empat paket kerja sama. Dimulai dari Paket A dengan nilai Investasi Rp 25 juta, Paket B Rp 35 juta, Paket C Rp 40 juta dan paket D Rp 50 juta.
Dengan nilai investasi tersebut, calon Terwaralaba berhak menggunakan merek Tig’u Family Barbershop dan akan mendapatkan peralatan dan perlengkapan usaha barber shop mulai dari kursi hydrolic, peralatan potong, perlengkapan potong, aksesori dan dekorasi ruangan, cat tembok ruang sesuai standar, serta LCD TV.
“Yang membedakan antar paket hanya pada jumlah, kursi, peralatan dan perlengkapan cukur yang diterima dan adanya tambahan pada Paket C dan D berupa almunium kusen untuk dekorasi ruangan max 3 meter dan cutting sticer,” ungkapnya. sedangkan untuk karyawan Edi menyediakannya namun jika Mitra menginginkan dari mereka maka calon karyawan tersebut akan diberikan pelatihan sekurang-kurangnya satu minggu.
Selain itu, dengan investasi tersebut Terwaralaba akan mendapatkan bonus spanduk dan juga dibantu dalam hal promosi usaha. Namun investasi tersebut belum termasuk sewa tempat. “Kontrak kerja sama hanya berlaku selama satu tahun, artinya setiap setahun sekali calon Mitra diwajibkan perpanjang kontak dengan nilai perpanjangan sebesar Rp 4 – 5 juta,” ungkapnya
Balik Modal. Edi menargetkan Terwaralaba (Mitra) Bisa balik modal dalam waktu 5 bulan. Dengan asumsi mampu menjaring 10 pelanggan tiap hari atau 300 pelanggan setiap bulannya, maka omset yang didapat sebesar Rp 4,5 juta bisa diterima Mitra tiap bulan. Setelah dikurangi biaya operasional seperti sewa tempat, gaji karyawan dan belanja kebutuhan barber shop lainnya maka Terwaralaba akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 2.5 juta per bulan. “Asumsi ini dihitung berdasarkan untuk Paket A, dan dengan harga standar dari kami, artinya Mitra bisa lebih cepat BEP jika menentukan harga yang berbeda dan juga gencar dalam promosi,” ungkapnya.
Untuk memenuhi target omset tersebut, Edi menyarankan Mitra harus jeli memilih lokasi. Baginya lokasi sangat berpengaruh bagi kelangsungan usaha. Dalam menentukan lokasi, ia mengatakan lebih cenderung memilih lokasi di tempat keramaian terutama kawasan padat penduduk. “Bisa juga di kawasan perkantoran, kampus, pasar tradisional dan lainnya. Namun, dengan mengunggulkan kualitas pelayanan yang baik, para pelanggan akan tahu harus ke mana jika ingin membuat rambutnya menjadi lebih menarik,” terangnya