Sop Duren Kepo, Hanya 1 Tahun Balik Modal

Pintar melihat peluang. Itulah Ahmad Ismatullah Basyari. Pria asal Serang ini berani membangun usaha Sop Duren Kepo dengan modal pinjaman. Kini usaha yang dirintisnya telah berkembang pesat. Bagaimana kisahnya membangun usaha ini?

Kita flashback niat awal usaha. Niatnya menolong orang di sekitar kita

Gerai Sop Duren Kepo yang terletak di kawasan Kampung Utan, Tangerang Selatan, tampak selalu ramai dikerumi para konsumen yang datang membeli Sop Duren. Meski sibuk melayani para pelanggan, Ahmad Ismatullah Basyari selaku Pemilik Sop Duren Kepo tetap ramah menyapakami. “Ayo kita mulai,” ucapnya membuka pembicaraan sore itu.

Awal Usaha. Ismet, panggilan akrabnya menceritakan awal mula memutuskan mendirikan usaha ini pada September 2013. Saat itu, Ismet lagi ingin sekali menyantap durian. Namun, saat mencari ke Pamulang, Bintaro hingga Kalibata, ia tidak mendapatkannya.  “Saya berpikir perasaan peminat durian banyak, tapi kalau ga musim durian susah nyari. Tapi emang dasar otak dagang, saya mikir ini peluang nih,” tukas pria kelahiran Serang, 26 Juni 1990.

“Saya mikir kalau jual durian, saya ga sanggup nih. Saya ingat pernah baca bahwa turunan suatu produk nilai ekonomis lebih tinggi dibanding produk aslinya. Lalu apa turunannya, ada Es Duren dan Sop Durian,” kata pria yang merampungkan studi S1 jurusan Tafsir Al-Quran di Universitas Al-Ahzar, Mesir

Dari produk turunan durian, Ismet memutuskan untuk menjual Sop Duren. Namun, sebelum menjualnya, ia melakukan uji resep.  “Saya coba oprek-oprek sendiri. Duren dicampur buah naga, alpukat, tapi rasa duren kalah. Juga coba dengan gula merah dan ketan. Ini juga ga cocok, gula merah, ketan hitam. Akhirnya ketemu yang pas, Sop Duren Original,” ucap pria yang hobi masak ini

Lanjut Ismet, saat memulai usaha, modal awal yang dikeluarkan sebesar Rp 33 juta. Yang digunakan untuk sewa tempat Rp 13,5/tahun, peralatan dan bahan baku. “Modal awal itu saya minjem ke teman,” kata pria yang sedang melanjutkan studi S2 jurusan Tafsir Al-Quran di UIN Syarif Hidayatullah. Butuh waktu 1 tahun untuk bisa balik modal.

Agar catchy ditelinga publik,Ismet memutuskan mem-branding usahanya dengan nama Sop Duren Kepo. Dengan tagline,’kalau nggak enak, 100 persen uang kembali’. “Waktu awal buka, orang ngeduga kedai pojok (kepo). Tapi sebenarnya muncul nama kepo, karena kita kepo juga mau ngasih nama ini apa. Terus saya nyeletuk, ‘kepo gue’.  Jadinya namanya itu. Orang kepo, mereka datang ke sini sesuai dengan lidah mereka, mereka lalu updates status,” cerita Ismet tentang sejarah awal nama Sop Duren Kepo.